Pembelajaran Inovatif dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP
Oleh :
Timbul Mundiaji
Posted by Admin SMP Maarif NU 03 Purwokerto
Gambar
1.1
Perkembangan dunia pendidikan sekarang yang bercirikan
pemanfaatan teknologi digital dapat berlangsung tanpa batas ruang dan waktu.
Penerapan pemanfaatan teknologi digital tersebut, dalam dunia pendidikan harus disesuaiakan
dengan pengembangan kurikulum. Untuk memaksimalkan pengembangan kurikulum dalam
pembelajaran, maka siswa dituntut dalam kegiatan berliterasi sains. Rendahnya
literasi sains pada siswa tingkat SMP membuat penulis mengembangkan
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemauan siswa dalam membaca.
Pembelajaran inovatif khususnya memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran
untuk meningkatkan literasi terbukti efektif dalam pembelajaran IPA SMP
khususnya pada materi Perubahan Fisika dan Kimia kelas 7. Kondisi yang menjadi
latar belakang permasalahan literasi sains IPA masih rendah karena belum adanya
motivasi dari siswa untuk terbiasa berliterasi sains. Sebagai alternatif solusi
dari permasalahan di atas, penulis merancang sebuah rangkaian pembelajaran
inovatif yaitu menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL)
mampu meningkatkan kemauan siswa dalam berliterasi sains, khususnya pada materi
Perubahan Fisika dan Kimia (kelas 7). Tantangan yang dihadapi oleh penulis pada
pada praktik ini adalah: 1) Rendahnya literasi sains siswa dalam materi
tersebut, kurangnya pembiasaan dalam berliterasi sehingga siswa kurang mampu
untuk memahami isi bacaan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan menjawab
dengan jawaban langsung terutama pada materi Perubahan Fisika dan Kimia. 2)
Rendahnya motivasi siswa dalam berliterasi sains, peserta didik lebih senang
mengakses teknologi untuk membaca animasi dan kartun daripada untuk berliterasi
sains. 3) Perlu pembiasaan pula dari guru dalam berliterasi sains pada setiap
pembelajarannya.
Bagaimana penerapan pembelajaran inovatif menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Berikut adalah sintak
pembelajaran PBL: 1) Orientasi siswa pada masalah. Penulis menayangkan video
dan gambar yang berkaitan dengan lingkungan sekolah. Kemudian penulis juga
menayangkan gambar dan siswa diberi stimulus pertanyaan yang mengarah pada
kegiatan yang akan dilakukan. 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada
kegiatan ini siswa berkelompok dan melakukan kegiatan praktikum sederhana Perubahan
Fisika dan Kimia. 3) Membimbing penyelidikan kelompok. Penulis membimbing siswa
dalam kegiatan praktikum dan memaksimalkan penggunaan teknologi, siswa diminta
untuk mengakses smartphone mereka dalam mencari literasi sains untuk mendukung
jawaban LKPD, disini terlihat peserta didik dapat mencari jurnal ilmiah dan
cukup tertarik dengan berliterasi menemukan jawaban. 4) Mengembangkan dan
menyajikan hasil. Beberapa kelompok menyajikan hasil laporan praktikum dengan
presentasi kelompok dan kelompok yang lain mengamati dan mendengarkan hasil
presentasi kelompok yang maju. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Penulis membimbing siswa menyimpulkan materi hasil
eksperimen dan diskusi. Pembelajaran Inovatif SMP Maarif NU 03 Purwokerto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) dan Refleksi Hasil serta dampaknya. Adapun dampak
yang diperoleh setelah melaksanakan praktik pembelajaran ini sangat signifikan.
Siswa antusias dan semangat dalam melaksanakan pembelajaran yaitu dengan
mencari jurnal ilmiah melalui smartphone dengan benar dan menyimpulkan isi
jurnal ilmiah untuk mengisi jawaban LKPD. Pada tahap refleksi, siswa sangat
senang dalam pembelajaran. Dengan berhasilnya praktik ini, penulis berharap
penerapan pembelajaran inovatif dapat dimaksimalkan untuk peningkatan literasi
sains bagi pembelajaran siswa-siswi di sekolah. Penulis: Timbul Mundiaji, Guru
SMP Maarif NU 03 Purwokerto.

0 Comments: